Asal Usul Tumpeng

Label:

Tumpeng
Berbentuk kerucut, terbuat dari nasi kuning atau nasi uduk, yang dihiasi dengan lauk pauk. Ya siapa yang tidak kenal dengan TUMPENG. Kalau diperhatikan dengan seksama, bentuk tumpeng menyerupai bentuk gunung. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negeri kepulauan yang memiliki banyak gunung berapi. Nenek moyang kita memandang gunung dengan pandangan hormat. Dan nasi tumpeng atau Tumpengan dimaknai orang sebagai simbol gunung Mahameru.

Gunung Mahameru adalah sebuah konsep alam semesta yang berasal dari agama Hindu dan Buddha. Konon alam semesta berbentuk pipih melingkar seperti cakram, dan lingkaran itu berpusatkan Gunung Mahameru. Puncak gunung ini dikelilingi matahari, bulan dan bintang-bintang. Konon gunung ini berdiri di tengah benua yang bernama Jambhudwipa yang ditinggali manusia dan makhluk-makhluk lainnya.

Benua Jambhudwipa dikelilingi tujuh rangkaian lautan dan tujuh rangkaian pegunungan. Di bagian tepi alam semesta terdapat rangkaian pegunungan yang sangat tinggi sehingga sukar didaki, yaitu Chakrawan dan Chakrawala. Di puncak Gunung Mahameru terletak kota tempat tinggal dewa-dewa. Adapun delapan arah dari Gunung Meru dijaga oleh dewa-dewa Asta-Dikpalaka sebagai pelindung alam semesta dari serangan makhluk-makhluk jahat.


Orang-orang Jawa Kuno penganut Hindu-Buddha yang memang gemar belajar dan membaca memperhatikan betul soal ini. Dari dulu sampai sekarang orang kita memang tergolong suka beradaptasi dengan budaya dari luar. Setelah masuk ke budaya kita, budaya luar pastinya mengalami lokalisasi (penyesuaian kebudayaan).


Orang Jawa Kuno percaya kalo Gunung Mahameru telah mengalami mutasi atau dipindahkan oleh para dewa dari Jambhudwipa ke Jawadwipa. Entah karena alasan politis atau agama, pulau Jawa kemudian dinyatakan sebagai pusat dunia. Konon oleh Bhatara Guru (atau Shiwa) para dewa diminta turun ke Jawa untuk mengajari para penduduk awal pulau Jawa berbagai pengetahuan dan keterampilan.


Oleh karena itu tidak mengherankan kalo gunung-gunung memiliki nilai mistis dan religius di mata masyarakat (terutama di Jawa). Sebenarnya tidak hanya di Jawa, kita sering mendengar juga perkataan yang berasal dari orang yang bukan bangsa kita soal orang bijak dari puncak gunung, atau biasanya disebut petapa.


Yang pasti bagi orang-orang zaman dahulu gunung adalah abstraksi dari sesuatu yang jauh lebih tinggi dan melampaui kekuasaan manusia, gunung juga dianggap lebih dekat dengan ‘langit’. Tak mengherankan kalo bentuk piramid, atau candi cenderung meniru bentuk gunung. Khusus untuk candi seperti Candi Borobudur, bentuknya memang berkaitan dengan konsep Mahameru.


Kembali ke nasi tumpeng, dari bentuknya saja sudah tampak menyerupai gunung. Nasi tumpeng atau Tumpengan hanya ada dalam perayaan-perayaan tertentu. Ini adalah warisan budaya nenek moyang. Suatu perayaan yang dianggap suci tentu memerlukan simbol-simbol suci yang dapat mewakili makna dari apa yang tengah dirayakan. Gunung Mahameru yang dianggap pusat alam semesta oleh masyarakat Jawa Kuno kemudian disimbolkan dalam bentuk-bentuk yang man-made dari yang susah dibuat seperti Candi sampai yang dapat dibuat di dapur seperti nasi tumpeng.


Nah, sekarang kalian jadi tahu kan kenapa tumpeng berbentuk kerucut. Semoga info tadi dapat bermanfaat. Sampai ketemu di postingan selanjutnya. (*S)



Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Zion Andes © 2012 | Designed by Meingames and Bubble shooter